Live Chat

CRUSOR

Psychedelic Pointer

Rabu, 24 Januari 2018

Pakar Sebut Keseringan Menggunakan Vibrator Membuat Miss V Mati Rasa


Jakarta, Sejumlah pakar menyarankan penggunaan mainan seks memberikan variasi dalam kehidupan seks. Namun studi terbaru menyebut keseringan menggunakan juga tak baik bagi kesehatan alat vital.

Kondisi yang dimaksud adalah 'dead vagina syndrome' dimana kemaluan seseorang mengalami mati rasa akibat penggunaan mainan seks. utamanya vibrator yang terlalu sering.

Untungnya kondisi ini jarang terjadi. Diperkirakan hanya sekitar 11 persen wanita pengguna vibrator yang melaporkannya.

Studi lain dari University of Indiana menyebut hanya 3 persen wanita yang menyadari penurunan kepekaan alat vital akibat penggunaan vibrator. Demikian yang dilaporkan Daily Star. 

Selain itu, sindrom ini biasanya tak berlangsung lama. Studi lain yang dipublikasikan US National Library of Medicine menemukan, efek vibrator ini biasanya akan 'luntur' dengan sendirinya dalam waktu satu jam.

Hal ini diperkuat dengan data yang dikumpulkan peneliti dari Idaho State University dimana hanya sekitar 0,5 persen wanita yang melaporkan kemaluannya menjadi mati rasa lebih dari satu hari.

Hilangnya kepekaan pada Miss V diyakini para pakar dapat berdampak pada sulit mencapai orgasme. Namun ada juga yang berpendapat lain.

Para pemakai Vibrator bisa saja menjadi ketergantungan pada sensasi yang dihasilkannya sehingga mereka lebih memilih 'seks mandiri' ketimbang bersama pasangan.

Lantas bagaimana mencegahnya? Kuncinya hanya pada kehati-hatian saat menggunakan vibrator. Pertama, jangan terlalu menekan vibrator untuk masuk ke dalam vulva dan klitoris. Kedua, tentu saja jangan terlalu sering menggunakan vibrator.

Dokter juga menyarakan agar sex toys digunakan dalam batas wajar saja, artinya jangan sebagai variasi. Bila sex toys digunakan secara berlebihan, atau fantasi seksual yang dimiliki individu ketika menggunakan sex toys menjadi obsesi tersendiri, maka tidak menutup kemungkinan ini bisa mengganggu kehidupan seksual yang bersangkutan.

"Selama tidak obsesif, tidak mengganggu kesehatan. Tapi kalau tidak obsesif ya tidak apa-apa," jelas dari Nugroho Setiawan. SpAnd dari RSUP Fatmawati.

0 komentar:

Posting Komentar